Liburan Tradisional Korea Ketika Chuseok

Liburan Tradisional Korea Ketika Chuseok – Chuseok yaitu hari thanksgiving yang juga menjadi momen terpenting dan terbesar di Korea. Keluarga yang tinggal jauh maupun dekat datang bersama-sama untuk saling berbagi makanan, berbagi cerita, dan berterima kasih kepada para leluhurnya. Saat 2018, Chuseok jatuh pada 24 September, dan saat liburan Chuseok, hari sebelum dan setelahnya merupakan bagian dari liburan perayaan ini, periode liburan tahun ini dimulai dari tanggal 23 hingga 26 September, 26 menjadi libur pengganti karena tanggal 23 jatuh pada hari Minggu.

Sebagian besar orang Korea mengunjungi kampung halaman mereka untuk menghabiskan waktu berharga bersama keluarga maupun teman-teman. Liburan Chuseok pun memberikan kesempatan yang baik untuk menikmati pengalaman kebudayaan tradisional di seluruh Korea. Yuk, lihat lebih dekat perayaan Chuseok di Korea. slot

Liburan Tradisional Korea Ketika Chuseok

Arti Chuseok (Hangawi)

Chuseok merupakan salah satu dari 3 periode liburan utama di Korea, selain Seollal (Tahun Baru Imlek) dan Dano (hari ke-5 pada bulan ke-5 kalender lunar). Chuseok pun dikenal dengan Hangawi, han berarti “besar” dan gawi berarti “pertengahan bulan dari bulan lunar ke-8 atau pada musim semi”. Menurut kalender lunar, bulan panen, bulan purnama terbesar sepanjang tahun, muncul pada hari ke-15 di bulan ke-8. https://www.mrchensjackson.com/

Tradisi dan Kebiasaan saat Chuseok

– Charye (acara memorial leluhur) dan Seongmyo (mengunjungi makam leluhur)

Ketika pagi hari saat Chuseok, warga korea berkumpul di rumah bersama keluarga mereka masing-masing untuk melakukan kegiatan memorial leluhur sebagai bentuk penghormatan, kegiatan ini disebut dengan Charye. Kegiatan yang resmi untuk penghormatan leluhur diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu selama Seollal (Tahun Baru Imlek) dan Chuseok. Selama berlangsungnya acara memorial Chuseok, beras yang baru dipanen, alkohol, dan songpyeon (kue beras bentuk setengah bulan) dipersiapkan untuk keluarga leluhur yang datang. Sesudah acara, para keluarga duduk bersama di dekat meja untuk menikmati sajian lezat yang dihidangkan.

Kebiasaan tradisional lain ketika Chuseok adalah Seongmyo, yaitu kegiatan mengunjungi makam para leluhur. Seongmyo adalah tradisi lama yang masih dihadirkan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan. Selama menjalankan Seongmyo, para keluarga bersama-sama mencabut rumput yang tumbuh di sekitar makam, serta memberi penghormatan dengan melakukan upacara pemakaman sederhana.

– Satu dari tiga libur utama di Korea Selatan

Chuseok yang merupakan salah satu dari tiga liburan utama di Korea Selatan. Selain ada Seollal (Tahun Baru Imlek) dan Dano (hari ke-5 pada bulan ke-5 kalender lunar), masyarakat juga merayakan Chuseok.

Chuseok juga dikenal dengan Hangawi. Han artinya besar dan gawi berarti pertengahan bulan dari bulan lunar ke-8 atau pada musim semi.

Berdasarkan pada kalender lunar, bulan panen, bulan purnama terbesar sepanjang tahun, muncul pada hari ke-15 di bulan ke-8.

– Ssireum

Ssireum adalah suatu olahraga gulat tradisional Korea Selatan. Selama berlangsugnya pertandingan dua orang kompetitor saling berhadapan di tengah arena berpasik dan berusaha mengeluarkan lawannya dari arena dengan menggunakan kekuatan dan kemampuan.

Pegulat yang terakhir, ialah yang berhasil untuk bertahan di pertandingan dinobatkan sebagai pria tertangguh di daerah penyelenggaranya. Pemenang bakal memperoleh hadiah berupa kapas, beras, atau seekor anak sapi.

– Permainan Tradisional

Liburan Tradisional Korea Ketika Chuseok

Karena Chuseok merupakan sebuah acara perayaan masa panen dan kelimpahan, periode liburan ini dibuat menyenangkan dengan ragam hiburan dan permainan tradisional seperti Samulnori (perkusi tradisional), Talchum (tari topeng), Ganggangsullae (tari korea melingkar), dan Ssireum (gulat tradisional Korea). Ganggangsullae dipertunjukkan selama Chuseok dan Jeongwol Daeboreum (perayaan hari ke-15 pada kalender pertama tahun lunar). Pada Ganggangsullae, biasaya para wanita menggunakan hanbook (pakaian tradisional Korea) dengan saling bergandengan tangan membentuk lingakaran besar sambil bernyanyi bersama pada bulan purnama pertama serta pada Chuseok berlangsung.

Terdapat beberapa cerita mengenai asal-usul Ganggangsullae, salah satu cerita yang paling terkenal mengatakan bahwa tarian ini berasal dari Dinasti Joseon (1392-1910), saat itu para tentara Korea memakaikan seragam militer kepada para kaum wanita yang ada di desa, lalu  membuat mereka membentuk lingkaran di sekitar pegunungan untuk menunjukan kepada musuh bahwa tentara Korea lebih besar dari sebelumnya.

– Mengirim hadiah parsel

Sama seperti warga Indonesia yang merayakan lebaran dengan mengirim parsel, di Korea Selatan, perayaan ‘Chuseok’ juga diisi dengan banyak kiriman hadiah persel.

Parsel tersebut dapat berupa makanan, obat, daging sapi premium, makeup, buah-buahan premium dan masih banyak lagi. Hadiah parsel itu diberikan kepada sanak keluarga sebagai penghormatan.

– Menikmati tontonan yang menghibur

Libur selama ‘Chuseok’ bisa berlangsung selama 3 hari. Warga umumnya menikmati perayaan ini dengan berkumpul bersama keluarga di rumah. Supaya suasanan semakin seru, stasiun televisi di Korea akan menayangkan banyak tontonan yang menghibur.

Mulai dari variety show spesial, drama spesial, tarian tradisional, hingga olahraga tradisonal seperti gulat.

Selain itu ada berbagai acara tradisional menarik yang digelar di tempat-tempat wisata seperti di Namsangol Hanok Village, Lotte World, Everland, Seoul Land, dan masih banyak lagi.

– Mengenakan pakaian tradisonal

Meski tidak diharuskan, namun saat perayaan ‘Chuseok’ ada banyak warga yang merayakannya dengan mengenakan pakaian tradisional Korea Selatan ‘Hanbook’. Anggota keluarga yang lebih muda juga akan memberikan salam penghormatan kepada anggota keuarga lain yang lebih tua.

– Adanya tardisi Pulang Kampung

Pada era sekarang, festival Chuseok merupakan kesempatan orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Di pagi hari, orang koreamelakukan penghormatan terhadap arwah leluhur  dalam bentuk ziarah, merapikan makam dan tanaman.Tidak hanya itu, mereka juga akan memberikan suguhan aneka buah, minuman dan makanan  kepada Arwah leluhursebagai bentuk rasa syukurnya  atas panen. Pun juga adanya tradisi sungkeman ke yang lebih tua.

Kuliner Khas saat Chuseok

Liburan Tradisional Korea Ketika Chuseok

Beragam kuliner khas disiapkan selama Chuseok untuk merayakan panen yang melimpah, salah satu kuliner penting yang dinilai begitu mewakili Chuseok adalah Songpyeon. Songpyeon sendiri terbuat dari bahan tepung beras dan dibentuk menjadi sedikit lebih kecil dari ukuran bola golf, selanjutnya diisi dengan biji wijen, kacang, kacang merah, chestnuts, atau isian bergizi lainnya. Saat mengukus Songpyeon, daun pinus akan menjadi latar dari kue beras, untuk menimbulkan harum yang menggugah selera. Kegiatan masak-memasak Songpyeon bersama keluarga merupakan sebuah tradisi lama saat malam sebelum Chuseok. Suatu cerita di Korea mengatakan jika ada seseorang yang membuat Songpyeon dengan bentuk yang bagus, nantinya dia akan menemukan pasangan yang baik atau bayi yang cantik.

Kuliner yang penting yang lainnya saat Chuseok yaitu minuman keras tradisional dan jeon (panekuk Korea), jeon dibuat dengan irisan ikan, daging, dan sayuran, yang kemudian digoreng dengan campuran tepung dan telur. Jeon sangat sempurna disajikan dengan minuman keras tradisional Korea.

Disamping itu, orang Korea akan menyajikan  Jeon sejenis pan cake . Cara membuatnya bisa variatif banget. bisa diisi zucchini,udang, daging, jamur, ikan dan lainnya. Namun yang palig populer terbuat dari Kimshi dan bawang. Sementara sausnya terbuat dari cuka dan saus kedelai. Oh ya, saat festifal Chuseok Korea Selatan ini, mereka juga wajib memakan buah pir.

Dennis Pena

Back to top